Monkey Bisnis Yang Banyak Tersebar di Masyarakat

Selamat ketemu lagi, pada postingan kali ini admin akan berbagi tentang pengalaman hidup seputar bisnis yang lagi trend, bahkan sering menjadi jalan pintas bagi banyak orang untuk meraih keuntungan besar secara instant dalam waktu singkat.

Pembahasan kali ini tentang apa itu monkey bisnis dan macam-macam jenisnya, isi dari pembahasan kali ini diambil dari berbagai sumber yang menjelaskan apa sebenarnya monkey bisnis atau bisnis monyet supaya masyarakat kita sadar dan tidak mudah tertipu dengan bisnis semacam ini.

Berbagai jenis investasi saat ini ramai ditawarkan dari usia muda hingga kakek kakek lanjut usia. Tidak sedikit berbagai macam jenis investasi diperkenalkan secara gamblang seperti deposito, investasi properti, investasi emas, dan lain sebagainya.

Setiap jenis investasi pasti ada keuntungan dan kerugiannya, namun ternyata banyak para pelaku bisnis bermodal besar yang memanfaatkan kebodohan masyarakat sebagai jalan pintas untuk mengambil keuntungan sebesar-besarnya dengan menjalankan monkey bisnis atau bisnis monyet.

Monkey bisnis bukanlah bisnis yang berhubungan dengan monyet seperti jual beli monyet atau bisnis topeng monyet, monkey bisnis di sini lebih menekankan pada istilah yang diambil dengan memperhatikan sifat monyet, yang ketika mendapatkan keuntungan seperti makanan kemudian dia akan lari atau kabur.

Monkey bisnis bisa diartikan sebagai strategi bisnis yang bertujuan untuk merugikan orang lain dengan cara mengambil keuntungan bagi diri sendiri walaupun dengan cara menipu, oleh sebab itu monkey bisnis ini tergolong bisnis kotor yang tidak selayaknya dilakukan oleh para pengusaha apalagi jika kita seorang Muslim, karena bisnis dengan cara menipu atau berbohong adalah haram baik secara hukum agama maupun hukum pemerintah dan wajib dihindari oleh setiap orang.

Untuk lebih mempermudah memahami apa itu monkey bisnis, admin akan memberikan sebuah ilustrasi atau gambaran dengan cerita sebagai berikut:

"Suatu hari di sebuah desa ada seorang pebisnis yang kaya raya dan mengumumkan bahwa dia akan membeli monyet dengan harga Rp50.000 per ekor, padahal monyet di desa tersebut tidak ada harganya sama sekali, karena disamping jumlahnya yang banyak juga kerap dianggap sebagai hama pemakan buah-buahan dan perusak tanaman di kebun para petani.

Mendengar pengumuman tersebut para penduduk desa yang menyadari bahwa banyak monyet di desa mereka, dengan segera mulai masuk hutan dan menangkapi monyet satu persatu kemudian dijual kepada si pebisnis dengan harga Rp50.000 per ekor, merasa dengan mudah mendapatkan uang, penduduk desa beramai-ramai menangkapi monyet-monyet tersebut. 

Karena penangkapan secara besar-besaran akhirnya monyet-monyet semakin susah dicari, dan akhirnya penduduk desa pun menghentikan usahanya untuk menangkapi monyet-monyet tersebut dan kembali ke pekerjaan semula.

Ketika monyet sudah mulai sullit dicari, pebisnis ini sekali lagi kembali ke desa untuk mengumumkan bahwa dia akan membeli monyet dengan harga Rp200.000 per ekor, tentu saja hal ini memberi semangat dan angin segar bagi penduduk desa untuk kembali mulai menangkapi monyet lagi.

Tidak berapa lama jumlah monyet pun semakin sedikit dari hari ke hari dan semakin sulit dicari, kemudian penduduk desa pun kembali ke aktivitas seperti biasanya yaitu bertani.

Karena monyet kini telah langka, harga monyet pun kembali meroket menjadi Rp500.000 per ekornya, tetapi tetap saja monyet sudah sangat sulit dicari.

Setelah mengetahui monyet sudah menjadi barang langka, sekali lagi si pebisnis ini menggumumkan kepada penduduk desa bahwa ia akan membeli monyet dengan harga Rp1.000.000 per ekornya. Setelah mengumumkan kenaikan harga monyet si pebisnis ini menghilang sejenak dari desa.

Sementara itu di desa sebelah ada pebisnis lain yang menjual monyet dengan harga Rp500.000 per ekor. Mengetahui ada yang menjual monyet dengan harga murah, akhirnya penduduk desa pun mengumpulkan uang mereka dengan menjual tanah bahkan sampai kredit ke bank untuk membeli monyet-monyet yang di desa sebelah dengan harga Rp500.000, dengan harapan akan dijual lagi sebesar Rp1.000.000 per ekor, bisa dibayangkan berapa besar keuntungan yang akan mereka dapat.

Penduduk desa tidak tahu kalau monyet-monyet yang ada di desa sebelah adalah monyet-monyet yang mereka jual ke pebisnis dengan harga Rp50.000.

Setelah semua monyet itu habis mereka beli, mereka tak pernah lagi melihat si pebisnis yang mau membeli monyet mereka maupun si pebisnis lain di desa sebelah yang mereka beli monyetnya.

Kini penduduk desa yang mayoritas petani itu sekarang tidak lagi memiliki tanah karena habis dijual bahkan tanah dan rumah yang tersisa pun terancam disita oleh bank karena hutang meraka di bank yang cukup banyak untuk membeli monyet."

Itulah gambaran dari monkey bisnis atau bisnis monyet, pebisnis akan kabur dengan membawa keuntungan yang telah ia dapatkan dari korban.

Bisnis seperti ini biasanya juga dilengkapi dengan propaganda bisnis yang luar biasa dengan cara pameran-pameran, mengadakan seminar event besar dengan iming-iming keuntungan yang menggiurkan sehingga masyarakat banyak yang tertarik untuk ikut bermain di dalamnya, padahal event tersebut aktornya adalah para pebisnis kapitalis yang bersandiwara untuk memikat masyarakat.

Bisnis monyet seperti ini biasanya ditandai dengan naiknya harga suatu barang atau jasa dengan tidak wajar dan tiba-tiba, bisnis seperti ini biasanya bersifat musiman dan tidak memiliki umur yang panjang karena barang atau jasa yang ditawarkan tidak memiliki kekuatan untuk mempertahankan nilainya, contohnya seperti batu akik, ketika penikmat batu akik berkurang maka harganyapun lama-lama akan turun, dan untuk bisnis monyet yang memiliki umur panjang biasanya sudah ada mitos atau kepercayaan yang mengikuti, contohnya seperti bambu pethuk, barang-barang pusaka yang dianggap keramat dan bisnis tipu-tipu jimat lainnya.

Dan contoh lain di dunia nyata adalah banyaknya kasus arisan bodong yang berakhir kerugian bagi para anggotanya. Awalnya anggota diiming-imingi keuntungan berlipat di awal waktu atau di satu kali putaran pertama hingga selesai, keuntungan bisa dirasakan oleh warga sehingga ketika warga diminta untuk meningkatkan jumlah saldo arisannya, warga tidak khawatir karena sudah merasakan keuntungan sebelumnya yang mereka dapatkan.

Setelah jumlah anggota arisan bertambah banyak serta iuran yang lebih tinggi, tentu uang yang dikumpulkan pihak penyelenggara sangat banyak, hingga mencapai ratusan bahkan mencapai miliaran rupiah, si penyelenggara arisan kemudian kabur dengan membawa uang nasabah yang ada di tangan.

Itulah monkey bisnis alias bisnis monyet, semoga pemaparan ini bisa menambah wawasan kita semua agar tidak mudah terjebak bisnis monyet kapitalis yang ujung-ujungnya merugikan ekosistem, alam dan kita semua. Karena kalau boleh jujur monkey bisnis memang sangat efektif dipraktekkan di Indonesia karena kebanyakan masyarakatnya sukanya latah mengikuti bisnis yang sedang naik daun atau trend tanpa mau berpikir kritis.

Dan diantara monkey bisnis yang banyak tersebar di masyarakat namun tanpa disadari seperti bunga janda bolong, bunga gelombang cinta, talas/keladi wulung, ikan arwana, ikan louhan, ikan cupang, batu akik, burung lovebird, tokek, koin seribuan gambar sawit dan lain sebagainya.

Related Post:
© Copyright 2021 Gumux Ranger Web Camp - All Rights Reserved | Diberdayakan oleh Blogger