Jalur Pendakian Gunung Slamet dan Peta Topografi

Gunung Slamet adalah gunung api type Strato atau berbentuk kerucut yang tertinggi kedua di Pulau Jawa setelah gunung Semeru dengan ketinggian 3.428 meter di atas permukaan laut. Gunung Slamet terletak di antara 5 wilayah administratif, yaitu Kabupaten Pemalang, Kabupaten Tegal, Kabupaten Brebes, Kabupaten Purbalingga, dan Kabupaten Banyumas. Dan secara geografis gunung Slamet terletak pada posisi 70° 14’ 30” Lintang Selatan dan 109° 12’ 30” Bujur Timur.

Aktivitas

Sebagai gunung api type Strato, gunung Slamet telah mengalami beberapa kali erupsi yang disertai suara dentuman dan semburan magma yang kental serta mengeluarkan debu, batu-batuan, dan kerikil. Erupsi gunung Slamet tercatat dalam sejarah sejak abad ke-19. Gunung Slamet tergolong gunung yang aktif dan sering mengalami erupsi skala kecil.

Tingkat aktivitas gunung Slamet adalah Level I (Normal) sejak tanggal 9 September 2015. Aktivitas vulkanik gunung Slamet terakhir tercatat pada bulan Maret hingga Agustus 2014, berupa kenaikkan aktivitas diikuti erupsi menghasilkan material abu dan lontaran material pijar di sekitar kawah.

Pada tanggal 9 Agustus 2019, tingkat aktivitas gunung Slamet dinaikkan dari Level I (Normal) menjadi Level II (Waspada) setelah teramatinya peningkatan aktivitas secara kegempaan dan deformasi yang cukup signifikan, namun secara visual belum teramati adanya gejala erupsi.

Pemantauan aktivitas vulkanik gunung Slamet saat ini dilakukan dari Pos Pengamatan Gunung Api di Desa Gambuhan, Kecamatan Pulosari, Kabupaten Pemalang yang berjarak sekitar 8.5 km sebelah utara dari puncak gunung Slamet.

Jalur Pendakian

Gunung Slamet cukup populer dikalangan para pendaki gunung, meskipun medannya dikenal cukup sulit dan menantang, karena hampir di sepanjang rute pendakian dari pos 1 sampai pos 4 tidak ditemukan air, baru di pos 5 pendaki bisa mendapatkan air, itupun harus turun ke bawah tebing untuk menampung tetesan-tetesan air yang keluar dari celah bebatuan.

Oleh karenanya pendaki disarankan untuk membawa persediaan air yang cukup dari bawah, untuk mengantisipasi keringnya sumber air di pos 5. Tantangan lainnya adalah angin dan kabut di gunung Slamet sangat mudah berubah-ubah dan pekat.

Jalur pendakian yang pertama kali dibuka dan paling terkenal adalah jalur pendakian Bambangan, Desa Kutabawa, Kecamatan Karangreja, Purbalingga. Jalur alternatif lainnya adalah dari Baturraden dan dari Gajah Nguling Desa Jurangmangu Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang.

Selain itu ada pula jalur pendakian baru yang sudah diresmikan pada tahun 2013, yaitu jalur Dhipajaya yang terletak Desa Clekatakan Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang

Jalur ini masih tergolong sepi karena masih belum banyak pendaki yang mengetahuinya, juga karena jalur pendakiannya akan bertemu dengan jalur pendakian dari Bambangan yang akhir jalurnya bertemu di persimpangan sebelum pos 2 di jalur Bambangan Kutabawa Purbalingga.

Jalur pendakian lainnya adalah melalui objek wisata pemandian air panas Guci, Kabupaten Tegal dan Kaliwadas Kecamatan Bumiayu Kabupaten Brebes. Rute ini menyajikan pemandangan yang eksotik, karena sepanjang jalur pendakiannya lumayan landai dan masih alami.

Peta Topografi

Buat kalian yang sering mendaki gunung memahamai tentang peta topografi sangatlah penting, karena dengan mengetahui atau bisa membaca peta topografi kita bisa mengetahui kondisi riil dan gambaran mengenai kondisi bentuk suatu permukaan bumi dengan menggunakan garis kontur dari suatu daerah, sehingga bisa dengan mudah mengetahui posisi kita dan memudahkan pencarian ketika terjadi SAR.

Klik kanan gambar dibawah ini, pilih save image as atau open image in new tab untuk menyimpan peta topografi gunung Slamet.

Related Post:
© Copyright 2021 Gumux Ranger Web Camp - All Rights Reserved | Diberdayakan oleh Blogger